Getirku Jikalau Apabila
Namun
(………)
Terang di pelupuk mata
Di saat yang sama, semilir itu menghampiri dan mengusikku
Jujur aku terlena seketika
Ketika mata menyatakan
penglihatannya
Ketika perasaan menyatakan persetujuannya
Ketika logika menyatakan
ketahuannya
Ketika kenyataan menyatakan penolakannya
Dan ketika hati menyatakan
pergulatannya
Jikalau apabila nantinya…
Ketika batang mulai beranting
Ketika akar mulai merambat … aku
takut …
Semua terasa penting
Kegetiranku …
Ketika mulut hanya bisa
ternganga mengharap terang yang kutuju
Ketika mata hanya bisa
terbelalak melihat terang yang kumau
Ketika panca menjadi
kaku untuk mencapai terang yang kurindu
Dan ketika aku hanya bisa terpaku menatap terang
yang kini semu
Dapattah aku menggenggam
terang dan semilir itu bersamaan???
atau
Bisatah aku menolak gejolaknya???
Debora Aprianingsih
0 komentar:
Posting Komentar